Pencegahan dan Pengendalian Hipertensi Melalui CERDIK PTM dan PATUH
Kata Kunci:
cerdik, hipertensi, patuh, ptmAbstrak
Hipertensi sering disebut sebagai silent killer, hal ini dikarenakan sering tanpa gejala atau keluhan. Penyakit hipertensi merupakan penyebab kematian nomor 3 setelah stroke dan tuberkulosis, yakni mencapai 6,7% dari populasi kematian pada semua umur di Indonesia. Sehingga perlu adanya pelaksanaan pencegahan sekunder penyakit hipertensi dengan menggalakkan gaya hidup CERDIK dan menerapkan PATUH yang bertujuan meningkatkan pengetahuan masyarakat dalam memahami penyakit hipertensi dan memahami dalam mengendalikan penyakit hipertensi. Metode yang digunakan pada pelaksanaan Project Based Learning (PJBL) ini adalah mengajak masyarakat untuk bergaya hidup CERDIK dan menerapkan PATUH melalui skrining hipertensi, pemeriksaan hipertensi, penyuluhan hipertensi dan senam hipertensi. Sasaran program ini adalah 30 orang peserta masyarakat umum yang berkunjung saat Baksos PPNI berlangsung. Dari 30 peserta yang di lakukan skrining dan pemeriksaan hipertensi, dengan rentang usia 18 - 59 tahun, terdapat 10 orang penderita Hipertensi grade 1 (dengan tekanan darah 160/ 100 mmhg), 5 peserta yang berisiko menderita hipertensi. Penyuluhan yang diberikan meliputi pencegahan hipertensi dengan menggalakkan gaya hidup dengan CERDIK dan penatalaksanaan hipertensi dengan melaksanakan PATUH. Pada peserta yang terindikasi berisiko ataupun sedang menderita hipertensi diarahkan untuk mengikuti senam hipertensi.
Unduhan
Referensi
Elvivin, E., Lestari, H., & Ibrahim, K. (2016). Analisis Faktor Risiko Kebiasaan Mengkonsumsi Garam, Alkohol, kebiasaan Merokok dan Minum Kopi terhadap Kejadian Dipertensi pada Nelayan Suku Bajo di Pulau Tasipi Kabupaten Muna Barat Tahun 2015. Haluoleo University.
Fiskia, E. F. (2023). Pelatihan Pengenalan Obat: Bentuk Sediaan, Stabilitas dan Keamanan di Kelurahan Kalumata, Kota Ternate. BARAKTI: Journal of Community Service, 1(2), 31–37.
Kementerian Kesehatan. (2019). Profil Kesehatan Indonesia. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. https://www.kemkes.go.id/downloads/resources/download/pusdatin/profil-kesehatan-indonesia/Profil-Kesehatan-Indonesia-2019.pdf
Lago, R. M., Singh, P. P., & Nesto, R. W. (2007). Diabetes and hypertension. Nature Clinical Practice Endocrinology & Metabolism, 3(10), 667.
Messerli, F. H., Williams, B., & Ritz, E. (2007). Essential hypertension. The Lancet, 370(9587), 591–603.
Naseem, R., Adam, A. M., Khan, F., Dossal, A., Khan, I., Khan, A., Paul, H., Jawed, H., Aslam, A., Syed, F. M., Niazi, M. A., Nadeem, S., Khan, A., Zia, A., & Arshad, M. H. (2017). Prevalence and characteristics of resistant hypertensive patients in an Asian population. Indian Heart Journal, 69(4), 442–446. https://doi.org/10.1016/j.ihj.2017.01.012
Ridwan, A. (2022). Analisis Mutu Layanan Kesehatan dalam Perspektif Implementasi JKN di Rumah Sakit Chasan Boesoirie Ternate. SCIENTIA: Journal of Multi Disciplinary Science, 1(1), 1–16.
Sangadji, S. S., Supriatin, F. E., Marliana, I., A., Paerah, A., & Dharta, F. Y. (2022, July 5). Metodologi Penelitian. https://doi.org/10.31219/osf.io/ywemh
Simanungkalit, S. F., Lumbantobing, D., & Adyani, S. A. M. (2021). Hidup Berdamai dengan Hipertensi. Jurnal Abdidas, 2(5), 1224–1227.
Staessen, J. A., Wang, J., Bianchi, G., & Birkenhäger, W. H. (2003). Essential hypertension. The Lancet, 361(9369), 1629–1641.
Yanita, N. I. S. (2022). Berdamai dengan hipertensi. Bumi Medika.